Saat massa aksi AMP diarahkan untuk turun ke jalan (Foto: Yance Wenda/Suara Papua) |
Saat massa aksi AMP diarahkan untuk turun ke jalan (Foto: Yance Wenda/Suara Papua) |
Pantauan suarapapua.com, awalnya massa long march dari Alun-Alun Bandung menuju Gedung Merdeka sambil berteriak “Papua Merdeka”, juga sambil menyanyikan yel-yel di sepanjang jalan.
Koordinator Lapangan (Korlap), Nas Karoba dalam orasinya mengatakan, mahasiswa Papua Barat dan Aceh mempunyai hak untuk berbicara masalah penentuan nasib sendiri, karena ini adalah bagian dari konstitusi negara kolinial Indonesia pada UUD 1945 alinea pertama.
“Kami mahasiswa Papua dan Aceh minta Pemerintah Indonesia untuk berikan penentuan nasib sendiri, sebab Hak Menentukan Nasib sendiri adalah solusi demokratis dan ini adalah bagian dari konstitusi negara kolonial Indonesia pada Undang-Undang 1945 alinea pertama,” tegas Karoba dalam orasinya.
Sementara itu, juru bicara (Jubir) aksi, Pian Pagawak mengatakan, pada tanggal 19 Desember 1961, dimana hari awal operasi militer Indonesia di seluruh Tanah Papua. Operasi Militer di seluruh tanah Papua telah menewaskan rakyat Papua yang tak bersalah.
“Trikora juga adalah upaya Indonesia untuk menggagalkan pembentukan NegaraPapua Barat yang sudah diproklamasikan pada1 Desember 1961,” tegas Pagawak.
“Oleh karena itu, melalui aksi demo damai ini kami mengutuk tindakan aparat militer Indonesia. Aparat TNI dan Polri hingga sekarang selalu membunuh rakyat Papua yang tak bersalah dengan melalui operasi-operasi tersebut,“ lanjutnya.
Pagawak juga menyatakan, perjuangan akan terus dilanjutkan. “Kami akan terus bersuara demi penentuan nasib sendiri bagi bangsa Papua, agar rakyat bangsa Papua menentukan nasib sendiri seperti bangsa-bangsa lain di seluruh dunia,“ ujarnya dengan lantang.
Editor: Mikael Kudiai
YANCE WENDA
Sumber : www.suarapapua.com
Posting Komentar