Wenas Gimbal (foto/Dok) |
Oleh : Wenas Kobogau
Pemerintah Kolonial
Indonesia telah sukses di Tanah West Papua adalah menginterasikan wilayah ,
Ekonomi dan keamanan kedalam wilayah kolonial Indonesia, namun Pemerintah
Kolonial Indonesia gagal mengintegrasikan 0rang-orang Papua kedalam Indonesia.
Demi kepentingan stabilitas nasional Kolonial Indonesia orang-orang papua yang
berbeda ideologi harus dibunuh.
Bangsa
Kolonial Indonesia membunuh orang-orang papua yang tidak berdosa itu bukan hal
luar biasa, sebab itu hal biasa bagi orang Kolonial Indonesia, karena memang
orang Kolonial Indonesia tidak suka dengan orang papua tetapi kolonial
Indonesia lebih suka dan senang tanah west papua dan sumber daya alam west
papua,” (Pdt. Lipiyus Biniluk, S.Th.).
Bangsa Kolonial Indonesia
datang menduduki Tanah West Papua dengan berbagai macam manipulasi sejarah west
papua dan kekerasan militer di papua, sedangkan bangsa west papua memiliki
sistem yang sangat kuat untuk mengatur nasib sendiri.
Maka terlihat jelas bangsa
kolonial Indonesia menggunakan sistem kolonial diatas tanah papua sebagai
berikut :
a.
Penghancuran
Budaya Orang Papua
Kebudayaan orang papua benar-benar di hancurkan oleh
bangsa kolonial indonesia, salah satu hal yang terbukti untuk membunuh budaya
papua adalah pembunuhan seniman mudah papua yang membangkitkan semangat
perjuangan rakyat papua dengan kritikan melalui lagu-lagu dari berbagai daerah
dan bahsa yang berada di tanh papua dari sorong sampai merauke. Seorang
Antropologi,Sosiologi dan budayawan Papua, Tuan Arnold Clemens Ap,BA lahir pada
tanggal 1 Juli 1945 dan dibunuh oleh KOPASUS pada tanggal 26 April 1984.
Contoh Kolonial
menghancurkan budaya bangsa yang mau dijaja.
Kutipan , Dr. George Junus
Aditjondra mengatakan : “ Saat penjajah sudah tidak bisa lagi memindakan
penduduk jajahannya secara fisik, dia kemudian mengeliminir mereka secara
kultural, dengan mengatakan mereka tidak punya kebudayaan, atau dengan dalih
bahwa kebudayaan mereka lebih rendah. Jadi selama ini kolonial Indonesia
menlihat rakyat papua yang memakai pakian teradisional di bilang orang primitif
atau kampungan, mereka juga mengatakan orang papua masih hidup pada zaman batu
dan lain-lain, bahasa ini dibangun oleh kolonial indonesia untuk menguasai
tanah west papua yang pernah diterapkan oleh bangsa belanda pada saat menjajah
bangsa kolonial indonesia.
b.
Penghancuran
Pendidikan Orang Papua
Banyak sekolah yang di
bangun oleh Kolonial Indonesia untuk mengindonesiakan generasi papua, dengan
membangun berbagai macam sekolah SD IPRES di berbagai daerah pedesaan di tanah
papua yang sama sekali tidak membahwa perubahan pendidikan untuk orang papua.
Banyak sekolah-sekolah SD
INPRES yang bibangun secara cuma-cuma di papua. Pemerintah Indonesia sangat
mengabaikan pendidikan orang papua yang pertama kali dibahwa oleh misionaris.
Dengan alasan pendidikan yang dibangun oleh misionaris adalah pendidikan
perjuangan orang papua untuk melawan kolonial indonesia.
Salah satu contoh “ sekolah
yang dibangun oleh Gereja Katolik yaitu, Sekolah Teknik Santo Yusuf (VTC),
Merauke yang dibangun pada tahun 1967 itu ditutup pada tahun 1970.
Sistem pendidikan orang
papua duluh adalah dengan sistem penddikan nilai-nilai adat papua yang
diajarkan turun-temurun oleh nenek moyang orang papua bagai mana pola hidup
mempertahankan diri dengan bekerja.
Kolonial Indonesia
menerapkan pendidikan yang memaksa orang papua untuk belajar bahasa Indonesia,
Lagu Indonesia raya, hafal Pancasila, UU 1945 dan berbagai Uangan-undang peraturan
Indonesia. Penerapan pendidikan orang Indonesia di Tanah Papua adalah membunuh
pendidikan adat orang Papua.
Kutipan .Pdt ,Socratez
Sofian Yoman, “ Orang-orang Papua harus memakai pendidikan dari nilai-nilai
budaya kami orang papua, dari pada orang-orang indonesia mengambil, menguasai,
memiliki Tanah Papua dan mengontrol kami orang Papua dari negeri sendiri.
c.
Penghancuran
Pelayanan Kesehatan
Banyak sekali Puskemas
yang dibangun oleh pemerintah Indonesia di setiap desa dan kampung, tetapi
sayangnya fasilitas kesehatan yang tidak lengkap, puskesmas yang dibangun juga
sama sekali tidak melayani masyarakat papua dengan baik malahan membahwa derita
penyakit dalam pemusnahan etnis melensia di atas tanah west papua.
Pemerintah Indonesia juga
tutup beberapa puskemas yang di bangun oleg gerej-gereja untuk melayani
kesehatan masyarakat setempat.
Indonesia menlihat,menilai
puskemas yang dibandung oleh gereja adalah puskemas penyelamatan orang papua
dari pemusnahan yang direncanakan oleh kolonial indonesia untuk orang papua. Pdt
Socratez Sofian Yoman ,” Ruma sakit yang dimiliki Gereja Baptis Papua yang
disebut dengan nama “ Pick Up Memorial Hospital” di Pit Revire (Perime) yang
didirikan oleh Gereja Baptis Papua sejak tahun 1962 tidak didukung oleh
Pemerintah Kolonial Indonesia bakal alat-alatnya dibawa oleh dokter-dokter ke
Rumah Sakit Umum Waena.
d.
Penghancuran
Ekonomi Orang Papua
Pencarian ekonomi rakyat
papua yang duluhnya dengan berjuanlan telah
dirampas oleh orang-orang Indonesia dari sabang sampai ambon, sehinga
orang papua menjadi penontong dinegeri sendiri yang kaya raya.
Roda perekonomi orang
Papua benar-benar dirampas oleh kolonial Indonesia yang menduduki diatas tanah
West Papua. Semua tempat pencarian ekonomi seperti toko-toko, bank,perusahan,
penjualan hasil bumi, hotel, rumah kos, semua ini tidak ada satu orang papua yang diberi kesempata untuk bekerja
melahinkan dikuasai oleh orang-orang Indonesia.
Kolonial Indonesia
membangun pola penjajahan dalan perekonomian orang papua, Apakah karena orang
papua itu kalah dalam pendidikan selama 52 tanah bersama Indonesia, karena
diskriminasi rasil, agama atau ini merupakan agenda Negara Kolonial Indonesia
untuk menjajah bangsa papua barat dari ekonomi yang tersembunyi.
“ Papua sumber daya alam
yang berlimbah. Namun demikian wilayahnya tidak bertumbuh dan aktifitas ekonomi
yang dihasilakn belum memberikan kontribusi besar pada pembangunan ekonomi yang
menguntungkan penduduk asli orang Papua” (Pdt Socratez Sofian Yoman).
Orang asli Papua menjadi
masyarakat pinggiran (merginal) diatas tanah dan negeri mereka sendiri.
e.
Pengancuran
Lingkungan Hidup Orang Papua
Tanah gunun dan
eksploitasi sumber daya alam (SDA) di Papua Barat. Bangsa Kolonial Indonesia
dalam keadaan sangat sadar, telah, sedang dan terus menghancurkan lingkungan
hidup, tanah, gunung milik orang papua yang mana tempat pencarian sumber hidup
orang papua.
Seperti kerusakan
lingkungan yang terjadi di Timika West Papua, PT. Freeport Indonesia. Gunung
Yet segel Ongop Segel (Gresberg) jadi lumang raksasa sedalam 700 m, padahal
gunung ini dikiaskan sebagai kepala ibu bagi suku amungme, yang sanggat menghormati
wilayah keramat itu.
Danau Wanagon, sebagai
danau suci orang amungme juga hancur, karen di jadikan tumpukan bantuan limbah (overburden) yang sangat asam dan
beracun. Freeport juga mencemari tiga badan sungai utama di wilayah Mimika,
yaitu Sungai Aghawagon, Sungai Otomona, dan Sungai Ajkwa sebagai tempat
pembuangan tailing (limbah pasir dan hasil produksi ). Lebih dari 200.000 ton
tailing di buang setiap harinya ke sungai Aghagawon, yang kemudian akan
mengalir memasuki Sungai Otomona dan Sungai Ajkwa yang berada di Timika Papua.
Dari sudut pandangan lain,
kapasitas produksi PT.FI yang luar biasa besar juga menjadi penyebab semakin
buruknya kualitas lingkungan karena daya dukung lingkungan setempat tidak mampu
menenggang beban pencemaran yang disebabkan oleh operasi PT.FI. Dampak sosial
PT.Freeport Indonesia terhadap masyarakat Amungme dan Kamoro, di Kabupaten
Mimika sangat erat kaitannya dengan dampak lingkungan fisik, karena
perubahan-perubahan sosial yang terjadi.
“
Saya hanya membutuhkan sumber daya alam (SDA) West Papua bukan Manusia Papua”
Kata Ali Mortop.
f.
Penghancuran
Bahasa Daerah Orang Papua
Pemerintah Kolonial
Indonesia membunuh bahasa daerah orang papua untuk menguasai tanah papua,
dengan berbagai metode yang diterapkan secara paksa dalam dunia pendidikan
maupun diluar pendidikan di papua.
Ketikan kami orang papua
mengunakan bahasa daerah dibilang primitis, orang kampung, ini bahasa teros
yang selalu dibangun agar generasi papua yang akan datang lupah jati diri
mereka berasal.
Bahasa orang papua yang
hidup diatas tanah West Papua dari Sorong sampai Merauke memiliki 250 bahasa
papua, dari 250 bahasai ini ada beberapa suku bahasa telah dimusnakan oleh
kolonial indonesia sejak tanggal 1 mei 1963
aneksasi yang cacat hukum dan moral rakyat papua sampai saat ini 2014.
Orang Papua suduh tidak
bisa lagi mengunakan dan melestarikan bahasa daerahnya sendiri, karena
ditakutkan oleh kolonial indonesia dengan berbagai kekerasan.
Kolonial Indonesia takut
bilah orang papua mengenal diri mereka, sehingga indonesia menerapkan bahasa
Indonesia yang sebenarnya tidak bermanfaat untuk orang papua.
Cara kolonial untuk
menguasai dan menjajah bangsa yang mau dijajah adalah pemusnahan suku dan
bahasa setempat,” sudah kehilangan bahsa berarti sudah kehilangan
segala-galanya termaksud jati diri orang papua”
Sedangkan Indonesia
tetapkan bahasa daerah/suku mereka di setiap sekolah di tanah Indonesia dari
sabang sampai ambon, dari tingkat TK,SD,SMP,SMP sampai di perhuruhan tinggi,
malahan dalam ujian bahasa indonesia mereka mendapatkan nilai 10 sedangkan
bahasa daerah mereka 5 siswa tersebut dinyatakan tidak lulus, sedangkan di
papua Kolonial indonesia berusah untuk menghilangkan bahasa daerah papua.
“
MARI KAWAN-KAWAN SETANAH PAPUA KAMI LESTARIKAN DAN MEMPERTAHANKAN BAHASA ASLI
KITA MASING-MASING SEBAGAI JATI DIRI DAN IDENTITAS KITA”
SALAM PEMBEBASAN
BERSAMA
KEBENARAN SEJARAH SANG BINTANG KEJORA
Penulis
adalah Wenas Kobogau Anggota Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) komite Kota Bandung
Jawa Barat
Posting Komentar